RSS

Perdarahan Pada Masa Hamil, Bersalin dan Nifas


Sahabat , tahukah anda bahwa saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup  dan  angka kematian bayi  yakni 21,8 per 1000 kelahiran hidup.Tiga penyebab utama kematian tersebut adalah Perdarahan, Eklampsia dan Infeksi.
Kematian seorang ibu  akan membuat kita begitu kehilangan. Peran ibu di tengah keluarga sangat  luar biasa dan tak tergantikan. Akankah kita biarkan angka – angka kematian ibu  tersebut terus bertambah? Tidak! kita akan berusaha keras untuk dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan menyebarluaskan informasi penting yang harus diketahui seluruh masyarakat. Kita akan saling  mengingatkan para  kaum perempuan,  para  ibu bila mereka lupa akan pentingnya kesehatan.
Kita semua mengetahui tugas seorang ibu ditengah keluarga begitu banyak, kadang ibu tak sempat untuk memperhatikan kesehatan dirinya.Ibu begitu mencintai suami dan memperhatikan anak – anaknya.
Pada karangan ini kita akan mengenal khusus mengenai perdarahan, atau masyarakat awam sering menyebutnya pendarahan.
PERDARAHAN
Sahabat, perdarahan adalah penyebab tersering kematian ibu. Perdarahan tersebut bisa dialami oleh ibu baik ketika sedang hamil, pada saat persalinan dan dalam masa pemulihan selama 40 hari setelah melahirkan  ( masa nifas )
Tanda – tanda  perdarahan yang perlu kita kenali yaitu : mengeluarkan darah dari jalan lahir > 500 cc atau  kira kira 2 gelas. Ibu bisa juga mengamati bila keluar darah hingga menembus pakaian dan tak kunjung berhenti dengan warna darah merah segar. Hati hati bila perdarahan disertai salah satu atau lebih keluhan seperti rasa mau pingsan, mata berkunang – kunang atau penglihatan kabur, keluhan pusing kepala, kesemutan, telapak tangan dan kaki menjadi pucat dan dingin. Nafas menjadi sesak atau tersengal – sengal. Jangan menunda untuk segera mencari pertolongan bidan atau dokter terdekat.
Apakah penyebab dari perdarahan itu ?
Ada banyak penyebab perdarahan disebutkan dalam teori kebidanan,namun saya berusaha mengetengahkan penyebab yang paling sering ditemukan pada ibu  dengan perdarahan. Secara sederhana  agar mudah dipahami saya sebutkan  antara lain sebagai berikut
Apa saja Penyebab perdarahan pada masa persalinan ?
-        Proses persalinan yang tidak aman ditolong dukun yang tak terlatih.
-        Usia ibu terlalu muda ( kurang dari 20 tahun ) Ibu yang hamil usia muda kondisi alat kandungan belum siap sehingga  mudah terjadi perdarahan
-        Ibu terlalu tua ( lebih dari 35 tahun ).Kondisi fisik ibu bila tidak terjaga kesehatannya akan beresiko terhadap kemungkinan perdarahan
-        Melahirkan anak dengan jarak terlalu dekat, kurang dari 2 tahun.
-        Terlalu sering melahirkan, misalnya ibu yang melahirkan lebih dari 3 kali
-        Kondisi kesehatan ibu akibat penyakit kronis dan anemia ( kurang darah ) dan gisi yang buruk
-        Gangguan pembekuan darah
-        Gangguan kelemahan kontraksi otot  rahim setelah bayi dan ari – ari lahir, dsb
Apa saja penyebab perdarahan pada masa nifas ?
-        Akibat minum ramuan obat atau jamu  bersih darah yang tidak aman untuk ibu
-        Luka jahitan jalan lahir  yang terbuka
-         Akibat Pijat  ke dukun, dengan tujuan memulihkan  posisi alat kandungan
-        Gisi yang buruk dan lemahnya kontraksi rahim selama masa pemulihan
Apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan  pada saat persalinan
PADA SAAT PERSALINAN:
·      Melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan baik bidan  atau dokter.
Pada masa sekarang ini tenaga kesehatan baik bidan maupun dokter sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Keputusan melahirkanyang aman akan menetukan keselamatan jiwa ibu bersalin.
·      Pendampingan dari suami sebagai orang terdekat yang dapat memberi support  selama persalianan dan pengambil keputusan saat darurat.
·      Persiapan anggota keluarga bila sewaktu – waktu diperlukan untuk donor darah
Kebutuhan darah pada ibu hamil tidak dapat diprediksi. Meskipun ibu hamil tampaknya sehat dan baik – baik saja selama kehamilan, kejadian perdarahan tak terduga bisa saja mengancam keselamatan jiwa. Oleh karena itu sebaiknya ada anggota keluarga yang sudah disiapkan untuk dapat mendonorkan darah bila sewaktu – waktu diperlukan.
·      Persiapan kesehatan ibu jangan terlalu lelah agar persalinan dapat berlangsung lancar. Seorang ibu hamil, sebaiknya sungguh sungguh mempersiapakan kesehataan fisiknya menjelang saat persalinan.
·      Istirahat yang cukup akan sangat membantu. Pada saat proses persalinan dibutuhkan waktu yang tidak singkat, ada proses demi proses dan tahapan persalinan. Bila seorang ibu kelelahan selama persalinan, kondisi tubuhnya tidak sehat, maka akan mempengaruhi kontraksi dari rahim. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya perdarahan.
·      Segera menyusui bayi setelah bayi lahir, agar membantu kontraksi rahim ( proses mengecilnya kembali rahim ibu secara alami ) hisapan bayi pada puting susu ibu akan merangsang keluarnya hormon  oksitosin yang membantu mencegah terjadinya perdarahan )
PADA MASA NIFAS
·      Menjaga kesehatan tubuh ibu hamil dengan makanan yang bergisi, agar luka luka setelah proses persalinan segera pulih
·      Cukup Istirahat, untuk memulihkan kondisi fisik ibu
·      Tidak minum jamu atau ramuan pembersih darah yang  tidak terjamin keamanannya
·      Hindari pemijatan oleh dukun dengan tujuan apapun  pada daerah perut ibu setelah melahirkan
·      Dianjurkan menunda hubungan suami istri ( hubungan seksual ) sampai 40 hari . Hal ini bertujuan untuk menghindari perdarahan pada bekas luka jahitan jalan lahir dan memberi kesempatan pemulihan alat kandungan secara keseluruhan.
·      Segera ikut program KB , agar perencanaan kehamilan dapat diatur.
·      Memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan akan sangat membantu ibu hamil terhindar dari resiko perdarahan.
Hal apa saja yang perlu diketahui seputar pengeluaran darah dalam masa nifas ?
·      Secara alami  setelah melahirkan rahim akan mengeluarkan darah kotor sebagai sisa – sisa proses persalinan, hari pertama warnanya merah segar namun perlahan cenderung berwarna merah gelap kehitaman dan pada hari ketiga akan berwarna kecoklatan, selanjutnya tinggal bercak kecoklatan sedikit.. Bila  terjadi perdarahan  pada ibu nifas , maka ibu mengalami  pengeluaran darah merah segar mengalir terus menerus tanpa henti bahkan ada yang  deras dan berkali – kali ganti pembalut , sampai  tembus pakaian atau kain.
·      Apabila Ibu setelah melahirkan tidak merasakan mules atau kontraksi dari rahim. Minta ajari bidan untuk  meraba pada bagian rahim dari perut dengan tangan. bila tidak terdapat bagian rahim yang mengeras disertai darah mengalir deras dari jalan lahir segera minta bantuan bidan.
·      Pada saat ibu menyusui bayi  hari pertama sampai minggu pertama melahirkan secara alami perut ibu akan terasa mules dan seperti kencang dan otot rahim akan berkontraksi, diikuti keluar darah sedikit demi sedikit selama menyusui. Jangan cemas, ini pertanda baik. Sebagai akibat hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu, maka akan menimbulkan hormon oksitosin terangsang untuk membantu proses pengecilan dan pembersihan rahim.
·      Ibu nifas disarankan untuk segera ikut KB agar membantu penundaan proses kehamilan. Bila setelah masa nifas usai  ibu dapat langsung mengalami masa subur kembali. Pada satu siklus setelah melalui masa nifas ini  Ibu juga akan keluar darah. Kemungkinan  besar ini adalah darah haid. Ibu tak perlu kuatir atau cemas.

Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil

Mual dan muntah saat awal kehamilan merupakan hal yang biasa terjadi bagi wanita. Ini merupakan salah satu awal dari proses perjalanan kehamilan yang anda alami. Mual muntah memang merupakan salah satu tanda kehamilan. Sekitar 70% wanita hamil akan mengalaminya. Yang terpenting, justru mencegahnya jangan sampai terjadi dehidrasi karena selain membahayakan ibu, juga akan membahayakan janin
Mengapa bisa terjadi mual-muntah pada ibu hamil? Mual atau nausea, pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan meningkatnya produksi hormon estrogen yang memancing peningkatan keasaman lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang. Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung  yang membuat  ibu merasa lebih mual.
Ada juga teori yang mengatakan, biang keladi mual-muntah tak lain adalah faktor HCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini dihasilkan plasenta (ari-ari) selama awal kehamilan. Perubahan dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu. Pada saat ini biasanya mual-muntah akan berhenti.
Beberapa tips untuk membantu anda mengatasi “morning sickness” atau mual muntah selama kehamilan
 1. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya akan membuat anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu anda dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering.
2. Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk embantu mengatasi rasa mual anda. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran   dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biscuit, dll
3. Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun.
4. Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual anda.
5. Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat.
6. Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi anda tetap memerlukan folat untuk kehamilan anda ini. Bila mual muntah sangat hebat, konsultasikan ke dokter anda sehingga dapat diberikan saran terbaik untuk vitamin yang akan anda konsumsi. Dan dokter anda mungkin akan memberikan obat untuk mual bila memang diperlukan.
7. Vitamin B 6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.  Sebaiknya
Konsultasikan dahulu dengan dokter anda untuk pemakaiannya.
8. Pengobatan Tradisional : Biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya.
9. Istirahat dan rileks akan sangat membantu anda mengatasi rasa mual muntah. Karena bila anda stress hanya akan memperburuk rasa mual anda. .
Percayalah Morning sickness atau mual muntah pada kehamilan awal ini akan segera berlalu tanpa anda sadari dan ini akan menjadi salah satu pengalaman menarik selama kehamilan anda.

Daftar Pustaka

Prawirrohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Preeklampsia Berat



Pre-eklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Ai Yeyeh.R, 2011). Sedangkan menurut Rozihan (2007), Pre-eklampsia berat ialah penyakit dengan tanda-tanda khas seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada trimester kedua kehamilan. Pre eklamasi berat menurut Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta (1998), diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pre-eklamsia berat adalah komplikasi yang terjadi pada saat kehamilan dengan ciri yang khas yaitu disertai dengan hipertensi ≥160/110 mmHg dan atau disertai dengan adanya protein urine positif 2 dan atau 3 dan lazim disertai dengan oedema pada kehamilan ≤20 minggu.
II.          Tanda Dan Gejala
Adapun tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami pre-eklamsi berat yaitu tekanan darah sistolik >160 mmHg dan diastolik >110 mmHg, terjadi peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus, trombosit <100.000/mm, terkadang disertai oligouria<400ml/24 jam, protein urine >2-3 gr/liter, ibu hamil mengeluh nyeri epigastrium, skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina dan oedema pulmonum. Terdapat beberapa penyulit juga yang dapat terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal ginjal, gagal jantung, gangguan fungsi hati, pembekuan darah, sindrom HELLP, bahkan dapat terjadi kematian pada bayi, ibu dan atau keduanya bila pre-eklamsi tidak segera ditangani dengan baik dan benar (Ai Yeyeh.R, 2011).





III.        Faktor Resiko
Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo (2005), faktor resiko pre- eklamsia berat adalah :
1.        Riwayat Preeklampsia
2.        Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibody penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia
3.        Kegemukan
4.        Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempunyai bayi kembar atau lebih.
5.        Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik, diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis atau lupus.



IV.         Penatalaksanaan
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklamsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medicinal dan perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medicinal(AYeyeh.R, 2011). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1.      Perawatan aktif
Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees test(NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau lebih), yakni :
a.       Pada ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan).
b.      Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra uterine growth retardation (IUGR)
c.       Hasil laboratorium
Adanya HELLP sindrom (haemolisis dan peningkatan fungsi hepar dan trombositopenia).
2.      Pengobatan medicinal pasien pre-eklamsi berst (dilakukan dirumah sakit dan atas instruksi dokter), yaitu segera masuk rumah sakit dengan berbaring miring ke kiri ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflek patella setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dangan infus RL (60-125 cc/jam) 500cc, berikan antasida , diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberian obat anti kejang (MgSO4), diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/IM.
3.      Antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
4.      Bila dibutuhkan penurun darah secepatnya, dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.
5.        Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi  secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral (Syakib Bakri, 1997).
6.      Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan celidanid D.
7.      Lain-lain seperti konsul bagian penyakit dalam/jantung atau mata. Obat-obat antipiretik diberikan bial suhu rectal lebih dari 38,5 0C dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc secara IM, antibiotik diberikan atas indikasi saja. Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam secara IV perhari. Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir.
8.      Pengobatan Obstetrik
Pengobatan obstetri dilakukan dengan cara terminasi terhadap kehamilan yang belum inpartu, yaitu :
a.         Induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai bishop 5 atau lebih dan dengan fetal heart monitoring.
b.        Seksio Sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila: fetal assessment jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak dipenuhi (nilai bishop < 5) atau adanya kontraindikasi tetesan oksitocyn; 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitocyn belum masuk fase aktif. Pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio sesaria.

INISIASI MENYUSUI DINI



1. 
PENGERTIAN
IMD atau inisiasi menyusu dini (early initiation) adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini adalah dengan the breast crawl atau merangkak mencari payudara.
PENELITIAN IMD
Beberapa penelitian tentang IMD :
a. Dr.Lennart Righard dan Bidan Margaretha Alade (1990)
Penelitian dilakukan pada 72 pasangan ibu-bayi lahir. Lalu pasangan ini dibagi dua yang lahir dengan normal dan yang dengan obat-obatan. Kelompok bayi baru lahir yang normal dibagi dua kelompok lagi, hasilnya sebagai berikut :
Ø Bayi yang begitu lahir tali pusatnya langsung dipotong, dikeringkan dengan cepat. Setelah itu, segera letakkan di dada atau di perut ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu dibiarkan setidaknya satu jam. Pada usia sekitar 20 menit, bayi mulai merangkak ke arah payudara, dan dalam usia 50 menit bayi menyusu dengan baik.
Ø Kelompok bayi yang lahir normal tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur dan dibersihkan, hasilnya 50% tidak dapat menyusu sendiri.
Ø Bayi yang lahir dengan obat-obatan atau tindakan, segera setelah lahir diletakkan di dada ibu dengan kontak ke kulit, hasilnya tidak semuanya dapat menyusu sendiri. Yang mencapai payudara ibu pun umumnya menyusu dengan lemah.
Ø Bayi yang lahir dengan obat-obatan atau tindakan dan segera dipisahkan dari ibunya, maka tidak satupun yang dapat menyusu sendiri.
b. Sose, dkk CIBA foundation, 1978
Hasil penelitian menunjukkan antara saat kontak bayi-ibu pertama kali terhadap lama menyusui. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit paling lama satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% masih disusui di usia yang sama.
c. Fika dan Syafiq, jurnal kedokteran Trisakti, 2003
Penelitian di Jakarta-Indonesia ini menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini , hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif.
d. Dr. Karen Edmond, 2006
Dr. Karen Edmond melakukan penelitian di Ghana yang hasilnya:
Ø Penelitian di Ghana dilakukan melibatkan 10.947 bayi yang lahir antara Juli 2003 sampai Juni 2004.
Ø Jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ibu dan bayi maka 22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan.
Ø Jika mulai menyusu pertama, saat bayi berada di atas dua jam dan di bawah 24 jam pertama, maka 16% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan.
  1. KEUNTUNGAN MENYUSU DINI BAGI IBU DAN BAYI
A. Bagi bayi
1. Keuntungan kontak kulit dengan kulit
· Mengoptimalkan keadaan hormonal
· Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan bisa diperkirakan :
ü Menstabilkan pernafasan
ü Mengendalikan temperature tubuh bayi
ü Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik.
ü Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif
ü Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya dengan cepat)
ü Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi
ü Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama
ü Saat merangkak mencari payudara, bayi memindah-mindahkan bakteri dari kulit ibunya, dan dia akan menjilat-jilat kulit ibu, dan menelan bakteri ‘baik’ di kulit ibu. Bakteri tersebut berkembangbiak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri ‘jahat’ dari lingkungan. Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
ü Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.
ü Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya.
2. Keuntungan menyusu dini
· Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi
· Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi. Bayi mendapat ASI kolostrum. Kolostrum adalah ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus.
· Meningkatkan kecerdasan
· Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas
· Mencegah kehilangan panas
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat Celsius dalam dua menit bayi diletakkan di dada ibu.
Berdasarkan hasil penelitian Dr.Neils Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu ibu yang melahirkan menjadi 1 derajat lebih panas dibandingkan yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1C. jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2C untuk menghangatkan bayi. Jadi dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan handal.
· Merangsang kolostrum segera keluar
B. Bagi ibu
1. Keuntungan kontak kulit dengan kulit
· Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu.
· Oksitosin
ü Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan lebih rendah
ü Merangsang pengeluaran kolostrum
ü Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi
ü Ibu lebih tenang dan tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya.
· Prolaktin
ü Meningkatkan produksi ASI
ü Membantu ibu mengatasi stress
ü Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu
ü Menunda ovulasi
2. Keuntungan menyusu dini
· Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin
· Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
· Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi
· Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
· Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui.
· Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dengan kondisi seperti ini. Hal ini merupakan pengalam secara psikologis yang indah untuk mereka.
Keuntungan IMD secara umum :
1. Mengurangi 22% kematian bayi yang berusia di bawah 28 hari
2. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan meningkatkan lamanya bayi disusui
3. Merangsang produksi ASI
4. Memperkuat refleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
4.LIMA TAHAP PERILAKU (PRE-FEEDING BEHAVIOR)
Ø Dalam 30 menit pertama. Stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga (quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan, ke dalam keadaan di luar kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang)ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal ini meningkatkan kepercayaan diri ibu terhadap kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan diri ayah sebagai bagian dari keberhasilan menyusui dan mendidik anak-anak bersama ibu.
Ø Antara 30-40 menit. Mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini samadengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan putting susu ibu.
Ø Mengeluarkan air liur. Bayi mengeluarkan air liur saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya.
Ø Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri serta menyentuh dan meremas daerah putting susu dan sekitarnya dengan tangan yang mungil.
Ø Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan baik.
5.LANGKAH INISIASI MENYUSU DINI
Langkah 1 :
Lahirkan, keringkan dan lakukan penilaian pada bayi
1. Saat bayi lahir, catat waktu kelahiran
2. Kemudian letakkan bayi di perut bawah ibu
3. Nilai usaha nafas dan pergerakan bayi, apakah perlu di resusitasi atau tidak
4. Setelah itu keringkan bayi, setelah kering selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu dua menit sebelum tali pusat di klem. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lain dengan halus tanpa membersihkan verniks. Karena verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi.
5. Hindari mengeringkan tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi juga membantunya mencari putting ibu yang berbau sama.
6. Lender cukup di lap dengan kain bersih.
7. Lakukan rangsang taktil dengan menepuk atau menyentil perlahan telapak kaki. Menggosok punggung, perut, dada, atau tungkai bayi dengan telapak tangan. Rangsangan ini dapat memulai pernafasan bayi serta membantu bayi dapat bernafas lebih baik.
8. Setelah 1 menit mengeringkan dan menilai bayi, periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi. Kemudian suntikkan intramuskuler 10iu oksitosin kepada ibu. Biarkan bayi di atas handuk atau kain bersih di perut ibu.
Langkah 2 :
Lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling sedikit satu jam.
1. Setelah tali pusat di potong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi harus berada di antara payudara ibu tapi lebih rendah dari putting.
2. Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
3. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit satu jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Bila perlu letakkan bantal di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual antara ibu dan bayi. Sebagian besar bayi akan melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit.
4. Hindari membasuh dan menyeka payudara sebelum bayi menyusu
5. Selama kontak kulit ke kulit tersebut lanjutkan dengan langkah MAK 3 persalinan.
Langkah 3
1. Biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu dan mulai menyusu
2. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi menyusu misalnya memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
3. Menunda semua asuhan BBL hingga bayi selesai menyusu. Tunda pula memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk menjaga agar tidak hipotermia.
4. Usahakan untuk tetap menempatkan ibu dan bayi di ruang bersalin hingga bayi selesai menyusu
5. Segera setelah BBL selesai menghisap bayi akan berhenti menelan dan melepaskan putting. Bayi dan ibu akan merasa ngantuk. Bayi kemudian dibungkus dengan menggunakan kain bersih, lalu berikan suntikan vitamin k dan salep mata.
6. Kenakan pakaian pada bayi, atau tetap diselimuti untuk menjaga kehangatannya. Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari pertama.
7. Satu jam kemudian berikan bayi suntikan hepatitis B pertama. Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Letakkan kembali bayi dekat dengan ibu. Sehingga mudah terjangkau dan bayi bisa menyusu sesering keinginannya.
6.PERSIAPAN UNTUK MELAKUKAN IMD
Ø Melatih tenaga kesehatan yang dapat menolong persalinan untuk mendukung ibu menyusui, serta menolong inisiasi menyusu dini yang normal.
Ø Pada saat kunjungan antenatal, ibu hamil diberikan penjelasan mengenai inisiasi menyusu dini oleh tenaga kesehatan, mengenai ASI, tatalaksana menyusui yang benar, termasuk inisiasi menyusu dini
7.TATA LAKSANA IMD
a. Tata Laksana IMD secara umum
1. Suami atau keluarga dianjurkan untuk mendampingi ibu saat persalinan.
2. Menganjurkan keluarga atau pendamping untuk membantu ibu untuk pain relief
3. Biarkan ibu memilih apa cara melahirkan yang diinginkannya.
4. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya. Lemak putih (verniks) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan.
5. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusui awal selesai. Keduanya di selimuti, jika perlu menggunakan topi bayi.
6. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
7. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu.
8. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit ibu yang melahirkan dengan tindakan misalnya SC.
9. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap setelah satu jam atau menyusu awal selesai.
10. Rawat gabung yaitu ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar.
b. Tatalaksana IMD pada operasi Caesar
Usaha bayi untuk merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak dapat dilakukan pada persalinan operasi Caesar. Jika keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada ibu pada kesempatan tercepat. Jika ibu di anestesi umum, maka menunggu sampai ibu sadar penuh dan dapat dilakukan di ruang pemulihan, sementara ayah dapat menggantikan untuk kontak kulit dengan bayi.
Untuk mendukung terjadinya IMD maka tatalaksannya :
1. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif
2. Jika mungkin diusahakan suhu ruangan tetap stabil. Dan tetap jaga kehangatan bayi.
3. Tata laksana selanjutnya sama dengan tatalaksana umum.
4. Jika IMD belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih.
8.PENGHAMBAT IMD
a. Bayi kedinginan-tidak benar
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat Celsius dalam dua menit bayi diletakkan di dada ibu.
Berdasarkan hasil penelitian Dr.Neils Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu ibu yang melahirkan menjadi 1 derajat lebih panas dibandingkan yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1C. jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2C untuk menghangatkan bayi. Jadi dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan handal.
b. Setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya-tidak benar
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membuat ibu lebih tenang.
c. Tenaga kesehatan kurang tersedia- tidak masalah
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberikan dukungan kepada ibu.
d. Kamar bersalin/kamar operasi sibuk- tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.
e. Ibu harus dijahit- tidak masalah
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.
f. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit Gonnorhea haru segera di berikan setelah lahit- itu tidak benar
Menurut American College of Obtetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur – tidak benar
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan verniks meresap, melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.
h. Bayi kurang siaga – tidak benar
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga. Setelah itu bayi tidur dalam waktu yang lama.
i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan pre- laktal) – tidak benar
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
j. Kolostrum tidak baik bahkan berbahaya – itu tidak benar
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir., kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baskoro, Anton. (2008). ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui, Yogyakarta : Penerbit Banyu Media
2. Roesli, Utami. (2008). Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : Penerbit Pustaka Bunda